Skip to main content

Danasone

Danasone
Danasone

FARMAKOLOGI

Dexamethasone merupakan golongan adrenokortikosteroid sintetik “long acting” yang terutama mempunyai efek glukokortikotiroid dan mempunyai aktivitas anti inflamasi, antialergi, hormonal dan efek metabolik. Dexamethason diabsorpsi meialui saluran cerna.

KOMPOSISI

Tiap tablet mengandung :
Dexamethasone 0,5 mg

INDIKASI

Dexamethasone diindikasikan untuk Kelainan-kelainan alergi seperti asma bronkial, rinitis alergika, “hay fever”, dermatosis yang gatal, urtikaria, psoriasis dan lain-lain.
Dexamethasone juga digunakan untuk menekan reaksi radang yang berlebihan misalnya penyakit-penyakit kolagen reumatoid artritis, demam rematik, lupus eritematosus diseminata, skleroderma, poliartritis nodosa, pemtigus vulgaris, uveitis posterior akut, oftalmia simpatika, optik neuropati, neuritis retrobulbar, tiroid oftalmopati, edema otak dan lain-lain.
Danasone injeksi diberikan bila pemakaian secara oral tidak memungkinkan.

Lihat obat lainnya berdasarkan Klasifikasi

KONTRAINDIKASI

- Penderita herpes simpleks pada mata.
- lnfeksi fungsi sistemik
- Ulkus aktif
- Penderita yang hipersensitifterhadap salah satu komponen obat

DOSIS

Dosis yang dibutuhkan bervariasi dan individualis tergantung dari jenis penyakit dan respon pasien.
Dosis awal adalah benvariasi dari 0,75 mg - 9 mg tergantung dari jenis penyakit yang diobati. Untuk penyakit yang kurang berat, dosis lebih kecil dari 0,75 mg dapat mencukupi, tetapl untuk penyakit yang berat dosis lebih besar dari 9 mg mungkin dibutuhkan.
Dosis awal diatur hingga pasien mendapat respons klinik yang mencukupi. Bila respon klinik yang mencukupi tidak ditemukan seteiah waktu tertentu, hentikan pemberian dan berikan pengobatan yang sesuai. Bila respon awal telah didapatkan, dosis pemeliharaan ditentukan dengan penurunan dosis awal sedikit demi sedikit hingga diperoleh dosis yang paling rendah tetapi respon klinik masih mencukupi. Bila pemberian obat hendak dihentikan, hentikan secara bertahap.

EFEK SAMPING

- Saluran pencernaan : tukak lambung dengan kemungkinan perforasi dan pendarahan, pankreatitis, distensi abdominal dan esofagus ulseratif.
- Muskuloskeletal: otot lemas, miopati steroid, kehilangan massa otot, osteoporosis, kompressi fraktur vertebral, fraktur patologik pada tulang panjang dan osteonekrosis.
- Dermatologi: “impaired wound healing", “thin fragile skin", eritema pada wajah dan keringat bertambah.
- Sistem saraf: sakit kepala, vertigo, kejang, tekanan intrakranial bertambah dengan edema papil (pseudo tumor).
- Gangguan cairan dan elektrolit: retensi cairan dan natrium (edema) jarang terjadi karena hanya sedikit mempunyai efek mineralokortikoid, Edema ini dapat teijadi pada pasien yang terganggu kecepatan glomerulusnya, hipokalemia, hipertensi serta gagal jantung bawaan.
- Endokrin : penekanan pertumbuhan pada anak-anak, insufisiensi adrenal sekunder (khususnya pada waktu stress karena trauma dan pembedahan), menstruasi tidak teratur.
- Mata : katarak subkapsular posterior, tekanan intraokuler bertambah (kadang-kadang), glaukoma dan eksoftalmos.
- Metabolik : keseimbangan nitrogen negatif (karena metabolisme protein).
Efek samping berhubungan dengan pemakaian parenteral adalah :
- Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.
- “Atrophy cutaneous” dan "subcutaneous”.

PERINGATAN dan PERHATIAN

- Pada penderita ulkus peptikum sebaiknya pemberian dosis tinggi dilakukan dengan hati- hati.
- Untuk penyakit infeksi, pemberian glukokortikoid harus disertai pemberian obat anti mikroba yang sesuai. Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, penderita jantung, infeksi fungsi sistemik dan tubeikulosis. Tidak dianjurkan untuk diberikan pada wanita hamil / menyusui karena keamanannya belum diketahui dengan pasti.
- Penggunaan terus-menerus /jangka panjang pada anak-anak dapat mempengaruhi pertumbuhan.
- Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat menekan gejala-gejala klinis dari suatu penyakit infeksi.
- Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan katarak subkapsular posterior, glaukoma dengan kemungkinan kerusakan saraf mata, serta dapat mening- katkan infeksi okuler sekunder karena fungi dan virus.
- Hindari penghentian tiba-tiba pada penggunaan jangka panjang.
- Kortikosteroid dapat memperburuk stabilitas emosional atau tendensi psikotik pasien yang telah ada. Hindari penggunaan pada riwayat psikosis.
- Jangan melakukan imunisasi pada pasien yang mendapat kortikosteroid.
- tidak dianjurkan penggunaan pada penderita kolitis ulseratif non spesifik, penderita dengan kecenderungan perforasi, divertikulitis, penderita dengan riwayat ulkus peptikum, riwayat psikosis, insufiensi ginjal, hipertensi, osteoporosis, “fresh intestinal anastomoses", miastenia gravis, abses dan infeksi piogenetik lainnya.
- Penggunaan Kortikosteroid pada penderita, hopotiroid dan sirosis dapat meningkatkan efek kortikosteroid.
- Karena dapat terjadi reaksi anafilaksis pada pemberian kortikosteroid parenteral, hati-hati pemberian khususnya pada penderita dengan riwayat alergi terhadap Dexamethasone.
- Bila setelah penyuntikan terjadi bengkak dan rasa sakit, demam, arthritis septik, diagnosis sepsis perlu ditegakkan dan berikan terapi antimikroba yang sesuai.
-hindarkan penyuntikan pada tempat infeksi.

INTERAKSI OBAT

-

OVERDOSIS

-

PRODUKSI

HEXPHARM JAYA
A Kalbe Company
Bekasi - Indonesia

Popular posts from this blog

Dexclosan Tablet

Dexclosan Tablet FARMAKOLOGI Dextamine mengandung Dexamethasone sebagai salah satu glukokortikoid yang memiliki aktivitas anti-inflamasi, antirematik dan anti-alergi, yang di kombinasikan dengan Dexchlorpheniramine maleate sebagai antihistamin yang bekerja mencegah dan menanggulangi gejala-gejala yang ditimbulkan oleh histamin. Lihat obat lainnya berdasarkan Klasifikasi KOMPOSISI Dexamethasone 0,5mg Dexchlorpheniramine maleate 2mg INDIKASI Untuk mengatasi kasus-kasus alergi dimana diperlukan terapi dengan kortikosteroid seperti hay fever, asma bronkial kronis yang berat, rinitis alergis, dermatitis kontak dan atopik, alergi obat, serum sicness, konjungtivis alergis, keratitis, iritis non-granulomatosa dan peradangan lainnya pada mata. KONTRAINDIKASI Hipersensitivitas, ulkus peptikum, osteoporosis, psikosis dan psikoneurosis berat, tuberkolosis, infeksi jamur sistemik atau inveksi virus akut, terutama infeksi herpes zoster pada mata. DOSIS Dewasa dan ana

Corsagyl

  Corsagyl FARMAKOLOGI Corsagyl adalah suatu trikomonasid dan amebisid dengan aktivitas yang tinggi terhadap berbagai mikroorganisme patogen, seperti Trikomonas vaginalis, Entamoeba histolitika, Gardia lamblia, Balantidium koli, dan spesies bakteroid lainnya, Fusobakteria, Eubakteria, Klostridia, dan Kokkus anaerobik. KOMPOSISI Tiap tablet mengandung 250 mg & 500 mg Metronidazol INDIKASI Pemberian Corsagyl per oral diindikasikan untuk : 1. Trikomoniasis urogenital pada wanita (vaginitis trikomonal) dan laki-laki (uretritis trikomonal). 2. Vaginitis non-spesifik. 3. Segala bentuk amoeblasis, baik intestinal maupun ekstra-intestinal, termasuk abses hati oleh amoeba (amoebic liver abcess). 4. Giardiasis. 5. Gingivitis akut dengan tukak. 6. Borok pada tungkai oleh infeksi anaerobik dan “Pressure sores” 7. lnfeksi gigi akut (misalnya perikoronitis akut dan infeksi apikal akut). 8. Pengobatan atau pencegahan infeksi anaerobik. Lihat obat lainnya berdasarkan Klas

Samrox Piroxicam 20 mg

Samrox FARMAKOLOGI Samrox Piroxicam 20 mengandung suatu Analgetik dan Antiinflamatory non steroid yang berkekuatan sama dengan Indomethasin atau berada setingkat di atas Aspirin, Feroprofen, Ibuprofen, Naproxen, atau Phenibuzone di dalam inhibisi Phenylquinone. Piroxicam bekerja menghambat sintesa prostaglandin dengan blocking cycleoxygenase sehingga tidak ada efek lipoxygenase, menginhibisi phase kedua platelet aggregasi. Piroxicam baik untuk pengobatan Symptomatis terhadap Rheumatoid arthritis dan Osteoarthritis KOMPOSISI Piroxicam 20 mg INDIKASI Sebagai Antiinfiamatory dan Analgetik pada keadaan-keadaan : Rheumatoid arthritis, Ankylosing spondylitis, Gout (pirai), kerusakan akut pada otot rangka. Lihat obat lainnya berdasarkan Klasifikasi KONTRAINDIKASI - Penderita dengan gangguan Peptic ulcer. - Hypersensitif terhadap obat tersebut. - Penderita yang pernah mengalami polip hidung dan angiodema atau bronchospasm yang terjadi dengan Aspirin atau obat Antiinflamat